Ketika anda ke Tamansari, jangan lupa ke Istana Ait Tamansari. Terletak lebih kurang 400 meter dari komplek Keraton Yogyakarta sekitar 10 menit jalan kaki ke pasar burung dari halaman Kemandungan Selatan (Magangan).
Tamansari berarti Taman yang indah, dimana zaman dahulu merupakan tempat rekreasi bagi Sultan Yogyakarta beserta kerabat istana. Kini, Tamansari dapat dikunjungi oleh masyaratan umum. Mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Di kompleks ini terdapat tempat yang masih dianggap sakral di lingkungan Tamansari, yakni Taman Ledoksari dimana tempat ini merupakan tempat peraduan dan tempat pribadi Sultan.
Diantara bangunan yang menarik adalah Sumur Gemuling yang berupa bangunan bertingkat 2 dengan lantai bagian bawahnya terletak di bawah tanah. Di masa lampau, bangunan ini merupakan semacam surau tempat Sultan melakukan ibadah sholat. Bagian ini dapat dicapai melalui lorong bawah tanah. Di bagian lain masih banyak lorong bawah tanah yang lain, yang merupakan jalan rahasia, dan dipersiapkan sebagai jalan penyelamat bila sewaktu-waktu kompleks ini mendapat serangan musuh. Di sebelah Utara kompleks Tamansari terletak pasar Ngasem (sering disebut Pasar Burung) tempat jual-beli binatang unggas (burung indah, burung penyanyi, merpati bekisar dan lain-lain).
Selain obyek wisatanya, Tamansari juga memiliki pontensi lain yang dapat diunggulkan. Batik lukis merupakan salah satu produk asli dari Tamansari yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Dari asal katanya, batik lukis merupakan suatu metode melukis dengan memanfaatkan atau menggunakan prinsip-prinsip membatik. Seperti halnya pada membatik, pembuatan batik lukis ini juga menggunakan peralatan-peralatan seperti: canting, malam, pewarna dan sebagainya. Selain itu juga prosesnya hampir sama dengan membatik, akan tetapi lebih variatif sesuai dengan kreatifitas pelukis. Semakin kompleks warna yang digukan, maka semakin lama pula proses pembuatannya.
Apabila tertarik untuk belajar, di sana banyak terdapat course center yang menawarkan proses belajar dari tingkat pemula hingga tingkat ahli/mahir, dan dari berbagai aliran seperti naturalisme, primitif, klasik, realisme, surealisme, ekspresionisme dan sebagainya sesuai keinginan. Proses pembelajarannya bervariasi, mulai dari 1 sampai 2 hari apabila Anda hanya ingin mengenal teknik dasarnya saja, hingga berminggu-minggu apabila Anda ingin menguasai teknik membatik hingga detail-detailnya.
CANDI PRAMBANAN
Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten.Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini dimulai pada tahun 1918, dan sampai sekarang belum selesai. Bangunan utama baru diselesaikan pada tahun 1953. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja. Sekarang, candi ini adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi peperangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8 kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Tiga candi utama disebut Trisakti dan dipersembahkan kepada sang hyang Trimurti: Batara Siwa sang Penghancur, Batara Wisnu sang Pemelihara dan Batara Brahma sang Pencipta.
Candi Siwa di tengah-tengah, memuat empat ruangan, satu ruangan di setiap arah mata angin. Sementara yang pertama memuat sebuah arca Batara Siwa setinggi tiga meter, tiga lainnya mengandung arca-arca yang ukuran lebih kecil, yaitu arca Durga, sakti atau istri Batara Siwa, Agastya, gurunya, dan Ganesa, putranya. Arca Durga juga disebut sebagai Rara atau Lara/Loro Jongrang (dara langsing) oleh penduduk setempat. Untuk lengkapnya bisa melihat di artikel Loro Jonggrang. Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Batara Wisnu, yang menghadap ke arah utara dan satunya dipersembahkan kepada Batara Brahma, yang menghadap ke arah selatan. Selain itu ada beberapa candi kecil lainnya yang dipersembahkan kepada sang lembu Nandini, wahana Batara Siwa, sang Angsa, wahana Batara Brahma, dan sang Garuda, wahana Batara Wisnu. Lalu relief di sekeliling dua puluh tepi candi menggambarkan wiracarita Ramayana. Versi yang digambarkan di sini berbeda dengan Kakimpoi Ramayana Jawa Kuna, tetapi mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan melalui tradisi oral.
MALIOBORO
Kawasan wisata belanja Malioboro merupakan pusat keramaian di tengah kota Yogya sepanjang dua kilometer, dengan jajaran toko, kedai suvenir kaki lima. Kawasan ini selalu padat oleh berbagai kendaraan, becak, dan sepeda. Para wisatawan tidak akan kuatir untuk dapat menikmati pula hari-hari liburannya di kota Jogja hingga larut malam sekalipun. Dapat dinikmati hidangan-hidangan di warung lesehan di sepanjang jalan Malioboro, makanan yang disediakan dan ditawarkan dari jenis makanan khas Yogya yaitu nasi gudeg dan ayam goreng dan juga makanan Padang, ChinesseFood dan lain sebagainya.
Di kawasan Malioboro terdapat satu Mall terbesar di Kota Jogja yaitu Mall Malioboro, di sekitar Malioboro juga terdapat berbagai macam hotel dan tempat penginapan.Di ujung jalan kawasan Malioboro terdapat Pasar Beringharjo, tempat warga Yogya mencari kebutuhan pangan dan juga bahan batik dengan harga yang sangat murah sepanjang hari. Benteng Vredeburg yang dibangun pada jaman penjajahan belanda kini telah direnovasi, dan terdapat di ujung jalan Malioboro. Benteng ini juga menyimpan banyak sejarah dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda. Benteng Vredeburg juga merupakan salah satu alternatif para wisatawan untuk berkunjung. Dengan dikelilingi taman yang asri dan tak jarang diadakan suatu acara seni di sekitar pelataran parkir Benteng Vredeburg.
Sebenarnya Malioboro adalah jalan yang menghubungkan Monumen Tugu kepada Kerajaan Sultan. Bagi masyarakat yang tinggal di Jogja, Malioboro dikenal sebagai bagian kota yang ramai karena kebanyakan kegiatan ekonomi di sepanjang jalan dimana institusi pemerintahan propinsi berada. Di siang hari Malioboro penuh dengan kegiatan bisnis. Kita dapat dengan mudah menemukan "andhong", alat angkutan atau becak.
KID FUN PARK
Taman Rekreasi Anak dan keluarga, berlokasi di Jl.Wonosari km 10 Piyungan Bantul, Yogyakarta yang dikelola oleh PT. Produk Rekreasi Yogyakarta.
Terdapat banyak anekan permainan anak yang ditawarkan sebagai hiburan rekreatif bagi anak dan keluarga. Taman ini juga dilengkapi dengan souvenir shop, bus kids Fun utnuk pengunjung kafe, panggung pertunjukan dan lain-lain.
Taman Wisata Purawisata
PURAWISATA merupakan tempat rekreasi terlengkap di Daerah Istimewa Yogyakarta di Jl. Brigjen Katamso Jogja. Purawisata memiliki beberapa outlet yaitu: Taman Wisata Ria, Sendratari Ramayana (Open Air Theatre) dan Jimbaran Restaurant.
Pantai Parangkusumo
Pantai ini terletak di sebelah barat Pantai Parangtritis mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri.
Menurut Surakso Sudarmo (50) sebagai salah satu juru kunci Cepuri, batu karang tersebut dulunya sebagai petilasan Panembahan Senopati dan tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul penguasa laut selatan. Cepuri merupakan tempat yang penting untuk acara yang bersifat adat dan spiritual contohnya acara labuhan. Benda yang mau dilabuh harus dimasukan ke Cepuri dan didoakan oleh para juru kunci sebelum benda tersebut di buang kelaut.
Para pengunjung tidak boleh seenaknya keluar masuk wilayah petilasan Panembahan Senopati ini. Mereka diharuskan melepas alas kakinya sebelum memasuki wilayah Cepuri dan tidak boleh berisik. Para pengunjung sebagian besar peziarah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai niat, ada yang ingin cepat dapat jodoh, ingin kaya, tambah wibawa dan sebagainya. “ Tapi perlu saya garis bawahi tempat ini bukan sebagai tempat pemujaan. Biasanya sebelum mereka melakukan ‘lelaku’ dan berdoa, saya selalu menghimbau bahwa Cepuri ini hanyalah tempat dan sarana untuk berdoa. Dan para pengunjung meminta sesuatu bukan pada batu ini tetapi dengan Tuhan Yang Maha Esa,” tutur Surakso Kardiyo (59) salah satu Juru Kunci Cepuri kepada Bantulbiz.com.
Tempat yang dibuka setiap hari dan paling ramai pengunjungnya pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon ini masih menyimpan banyak misteri. Seperti dituturkan oleh pemimpin juru kunci Cepuri, banyak para peziarah mengalami kesurupan. Sebagian besar dikarenakan mereka melanggar aturan dan mempunyai niat-niat yang jelek. “ Ini membuktikan kebesaran Tuhan dan sebagai isyarat untuk manusia agar tidak sombong serta tidak bersifat ‘adigang, adigung, adiguna’ terhadap seluruh ciptaan Tuhan,” nasehat Surakso Tarwono sebagai pemimpin juru kunci Cepuri.
Makam Imogiri, Komplek Makam Raja-Raja Mataram
Makam Imogiri merupakan komplek makam bagi raja-raja Mataram dan keluarganya. Kompleks ini berada di Ginirejo Imogiri. Makam ini didirikan oleh Sultan Agung antara tahun 1632 - 1640M merupakan bangunan milik keraton kasultanan.
Raja Mataram yang pertama dimakamkan di Imogiri yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. Beliau yang memutuskan bahwa Imogiri menjadi makamnya kelak setelah beliau wafat. Hingga saat ini Raja Kasultanan Yogyakarta dan Surakarta yang wafat dimakamkan di sini. Musim liburan banyak wisatawan lokal berkunjung ke Makam Imogiri selain berziarah sambil menikmati pemandangan yang indah pegunungan selatan Yogyakarta. Pada bulan Soro menurut kalender jawa dilaksanakan upacara pembersihan "nguras" Padasan Kong Enceh.
Komplek Makam Imogiri ini terdapat berbagai bangunan dan benda-benda keramat hingga saat ini masih terawat. Kontruksi bangunan aslinya terbuat dari batubata. Bangunan - bangunan yang ada di komplek makam lmogiri adalah :
Masjid, Masjid ini terdapat di dalam komplek makam , merupakan masjid tradisional yang di bangun kira-kira pada masa Sultan Agung . secara umum bangunanya masih asli hanya pada bagian serambinya saja yang mengalami perubahan yaitu pada bagian lantainya. Masjidnya beratap sirap , tetapi kini bagian atasnya dilapisi seng. sehingga atap, sirap hanya bisa dilihat dart dalam masjid saja. Unsur kekunoan lain pada masjid ini adalah pawestren dan kolam di halaman depan . Pada serambi masjid terdapat tubuh (Bedeng), besar dengan diameter 99 cm, panjang 146 cm. Menurut juru kunci makam tabuh ini di buat semasa dengan masjid. Unsur asli yang lain adalah saka guru dari kayu jati yang di sangga umpak persegi dari batu kali. Mihrap berupa relung pada dinding barat, dan mimbar berhias ukir-ukiran diantaranya ada yang manyerupai kala.
Gapura, Di Komplek makam im terdapat empat buah pintu gerbang: Kori supit urang , berbentuk gapura bentar yaitu gapura yang berbentuk seperti candi terbelah, tanpa atap dan tanpa daun pintu. ukuran panjang 220 cm. lebar 150 cm, dan terbuat dan batu bata . Pada bagian kaki terdapat hiasan giometris. Di sebelah menyebelah kori supit urang ada dua padhasan, dengan lapik berhias tumpal.
Regol Sri Manganti I, berbentuk paduraksa yaitu gapura yang mempunyai atap dan daun pintu Biasanya gapura seperti ini merupakan gerbang untuk memasuki halaman yang dinilai sakral. Terbuat dari batu putih,tetapi sekarang dilapisi semen.tangganya berukuran 12,70 x 3,60 m dibuat dari Pasangan bata. Daun pintu dan kayu jati dihias dengan dua bidang besar berbentuk belah ketupat, berisi ukiran bermotif tumbuh-tumbuhan. Di bawah ambang atas pintu ada Latiyu (ambang atas pintu yang berundak-undak), bertingkat lima terbuat dari kayu. Dibelakangya terdapat angka-angka jawa.
Regol Sri Manganti II, berbentuk paduraksa, akan tetapi pada gerbang ini intensitas pola hiasanya berkurang ( lebih sedikit ), terdapat Latiyu bertingkat tujuh dan berhias pola bunga-bungaan di bagian tengahnya. Di balik Latiyu terdapat angka-angka Jawa.
Gapura Papak, merupakan gerbang menuju ke makam Sultan Agung yang terletak di halaman terakhir / halaman 1V. Didekat gapura im terdapat susunan batu yang disebut pelenggahan yang digunakan Sultan Agung untuk memandang laut selatan.
Kelir, Yaitu sebuah bangunan pagar tembok yang berfungsi sebagal kelir atau aling-aling pintu gerbang.Disini terdapat empat kelir yaitu:
Kelir gapura supit urang, panjangnya 4,40m,lebar O,60m, terbuatdari batu bata dan batu yang disusun tanpa semen
Kelir Regol Sri Manganti I, berukuran 4,3 5 x 0,40 m juga dibangun dari dari bata tanpa semen Bagian atapnya polos, sedang bagian bawah dialasi dengan 17 bidang berbentuk segi empat dan Segi enam.
Kelir Regol Sri Manganti II, dibuat dari bata berukuran 4 x 0,20 m, hiasanya berupa bidang bidang berukiran pola Geometris yang diselingi pola tumbuhan.
Kelir Gapura Papak, terdiri dari susunan batu putih berbentuk huruf L. Kelir ini samasekali tidak berhias.
Padasan, Padasan merupakan tempat berwudlu / bersuci. Disini terdapat 6 buah padasan yaitu, 2 buah terdapat di luar gerbang supit urang dan 4 buah terdapat dihalaman Kamandhungan dan biasanya disebut enceh atau Kong. Dua buah enceh yang berada di timur tangga regol Sri Manganti 1 dinamai Kyai Mendhung dan Nyai Siyem. Kedua enceh ini merupakan persembahan dari raja Ngerum (Turki) dan Siyem (Thailand). Sedang yang berada, di sebelah barat tangga bernama Kyai Danumaya dan Nyai Danumurti, berasal dari Aceh dan Palembang. Enceh-enceh ini diisi setahun sekali pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon yang pertama di bulan Suro dengan upacara tradisi khusus.
Nisan, Nisan sama artinya dengan makam . Bahan pembuat nisan di komplek makam ini antara lain adalah batu andesit, bata, dan batu pualam . Nisan untuk wanita biasanya bagian atasnya tumpul atau membulat , nisan untuk pria bagian atasnya runcing. Nisan-nisan di komplek makam ini di bagi dalam 8 (delapan) kelompok makam.
Kolam, Kolam ini terletak di halaman depan masjid , tepatnya di depan gapura supit urang.Pengisian kolam diperoleh dari mata air.
Gua Selarong, Markas Gerilya Pangeran Diponegoro
Kawasan objek wisata ini memiliki pemandangan alam yang indah serta cocok untuk digunakan sebagai Bumi Perkemahan (Camping Ground). Di masa lampau gua ini digunakan sebagai markas gerilya Pangeran Diponegoro dalam perjuangannya melawan penjajahan Belanda pada tahun 1825–1830.
Pangeran Diponegoro pindah ke Gua Selarong setelah rumahnya di Tegalrejo diserang dan dibakar habis oleh Belanda.
Gua Selarong berlokasi sekitar 14 km arah utara Yogyakarta tepatnya di kecamatan Pajangan dan berada di puncak bukit yang ditumbuhi banyak pohon jambu biji yang merupakan khas dari objek tersebut.
Di sekitar gua Selarong terdapat sentra kerajinan kayu yang menghasilkan patung, topeng dan lain-lain. Pemerintah Kabupaten Bantul sedang mengembangkan kawasan Gua selarong sebagai objek agrowisata dengan tanaman klengkengnya.
Gua Cerme, Keindahan Stalagtit dan Stalagmit
Goa Cerme pada awalnya adalah tempat pertemuan yang digunakan oleh Walisongo untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Jawa. Kata ‘Cerme’ berasal dari kata ‘ceramah’, pembicaraan yang diadakan selama pertemuan dalam membahas rencana mendirikan Masjid Besar di Demak, sebuah kota di utara Jawa Tengah.
Terletak di desa Selopamioro Kecamatan Imogiri 20 km arah selatan dari Yogyakarta. Panjang goa seluruhnya kurang lebih 1,5 km dan berakhir pada sebuah sendang di wilayah Panggang, tepatnya di desa Ploso, Giritirto, Kabupaten Gunungkidul. Rata rata kedalaman aliran air sekitar 1 hingga 1,5 meter.
Selain goa utama ada goa lain yang lebih kecil dimana dahulu digunakan untuk tempat meditasi seperti goa Dalang. Goa Ledhek, goa Badhut, dan goa Kaum. Pada hari Senin atau Selasa wage banyak pengunjng datang untuk meminta berkah Tuhan dengan mengadakan upacara syukuran. Pada masa liburan, banyak pelajar dan kaum muda berkunjung ke temapat ini. Sepanjang lorong di goa Cerme terdapat sebuah panggung yang dulu digunakan untuk tempat pertemuan.
Untuk mencapai gerbang depan goa, seseorang harus mendaki 759 meter tangga. Lebih baik jika pengunjung menghubungi Juru Kunci atau penjaga goa terlebih dahulu untuk mendapatkan keterangan atau informasi yang tepat.
Goa ini termasuk goa yang panjang dan dalam. Jalan untuk mencapai lokasi ini sangat baik dan jarak tempuh sekitar 20 km. Pemandangan menuju ke Goa Cerme dari desa terakhir sangat bagus. Pada siang hari, jika udara cerah, kota Yogyakarta terlihat indah dan pada malam hari bisa melihat kota dalam gemerlap lampu.
Daya tarik utama dari Goa cerme ini adalah keindahan stalagtit dan stalagmit serta adanya sungai bawah tanah dan kelelawar yang banyak bergelantungan di dalam gua. Kondisi di dalam goa tanpa lampu penerangan gelap gulita dan lantai goa digenangi oleh air tanah, yang pada musim penghujan airnya akan pasang (naik), tetapi pada musim kemarau airnya surut. Pada umumnya, wisatawan mancanegara yang berkunjung ke goa Cerme menghabiskan waktu antara 3 sampai 5 jam di lokasi.
Gumuk Pasir, Fenomena Pasir Pantai Menakjubkan
Gumuk pasir di sebelah barat Pantai Parangkusumo merupakan laboratorium alam. Keberadaan laboratorium alam sangat diperlukan guna memahami kondisi dan gejala alam yang masih belum diketahui manusia. Kondisi alam sangat banyak ragamnya dan belum banyak dimengerti. Salah satunya adalah fenomena adanya gumuk pasir di daerah tropis.
Gumuk Pasir di daerah tropis sangat banyak macamnya dan yang paling unik adalah ditemukannya jenis barchan yang di Indonesia hanya terdapat di kawasan wisata Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan gumuk pasir dengan tipe barchan di Parangtritis sangat unik dan menarik untuk diteliti, dipahami, dan dilestarikan. Gumuk Pasir ini merupakan fenomena yang menarik dipandang sebagai obyek wisata.
Museum Wayang Kekayon
Prof Dr dr KPH Soejono Prawirohadikusumo, SpS,SpKj(K) selaku pendiri dan ketua yayasan museum, beliau mendapatkan inspirasi untuk mendirikan Museum Wayang di Yogyakarta pada saat beliau menyaksikan museum-museum di Belanda sekitar tahun 1967.
Pada waktu itu beliau sedang menempuh pendidikan S2 di Belanda. Sepulangnya dari Belanda, kerabat Puro Pakualaman ini mulai mengumpulkan wayang sedikit demi sedikit dan membangun Museum Wayang hingga selesai pada tahun 1987 yang ditandai dengan Surya Sengkala "Kekayon Siyaga Angesti Wiyata". Museum itu diresmikan oleh Gubernur DIY pada waktu itu K.G.P.A.A. Paku Alam VIII pada tanggal 5 Januari 1991. Kurang lebih 90% koleksi Museum Wayang merupakan koleksi pribadi, selebihnya merupakan hibah dan titipan dari para pecinta seni pewayangan.
Tujuan Pendirian, Museum Wayang Kekayon Yogyakarta adalah preservasi kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang dan hal-hal yang terkait dengan tujuan tersebut. Sebagai tujuan wisata, museum itu memiliki fungsi pendidikan, wahana penelitian , dan rekreasi.
Bangunan, Kompleks Museum Wayang Kekayon Yogyakarta terdiri atas :
Kompleks Museum terdiri atas 1 (satu) ruang auditorium dengan fasilitas audio visual digunakan untuk penjelasan awal bagi pengunjung serta sepuluh unit bangunan museum.
Gedung induk dengan arsitektur khas Jawa lengkap dengan kuncung, pendapa, longkang, peringgitan, ndalem dengan sarean tengahnya. Gedung Pendapa yang luas dapat dipergunakan untuk berbagai macam acara yaitu pernikahan, pertemuan, latihan kesenian, dan paket wisata makan malam sambil menyaksikan pergelaran wayang, Sejarah Indonesia dalam taman, mulai dari kompleks manusia purba dua juta tahun yang lampau hingga kompleks patung Proklamasi 1945,Halaman yang asri dikelilingi tanaman langka serta hutan wisata.
Fasilitas wisata lainnya yaitu sasana cinderamata, parkir yang luas dan teduh, dan kafe .
Koleksi, Museum Wayang Kekayon memiliki koleksi ribuan jenis wayang dari seluruh kawasan Nusantara dan mancanegara yang terdapat di dalam sepuluh unit bangunan museum yang terdiri atas :
Wayang Purwa gaya Yogyakarta, Wayang Purwa gaya Surakarta, Wayang Madya dan Gedhog, Wayang Klithik, Krucil, dan Beber, Wayang Madura, Dupara, Kartasuran, Kidang Kencana, dan lain-lain, Wayang Bali, Suluh, Golek Menak, Golek Tengul, dan lain-lain, Wayang Jawa, Tutur, Diponegaran, Golek Cepak, Sejati, dan lain-lain, Aneka Topeng, Yogya, Bali & aneka kesenian tradisional, Wayang Kontemporer, Wayang Thailand, Amerika, India, dan lain-lain, Wayang satu abad, khusus Kraton, dan lain-lain
Koleksi masterpiece adalah wayang kulit seratus kurawa dan koleksi yang unik lainnya adalah hubungan zodiak/ bintang anda dengan tokoh wayang